29/09/2010 09:42
Liputan6.com, Tarakan: Proses evakuasi terhadap warga di Tarakan, Kalimantan Timur, terus dilakukan hingga Rabu (29/9) dini hari. Langkah ini terkait dengan situasi di kota tersebut yang kembali mencekam.
Situasi Kota Tarakan sebelumnya memang sempat kondusif. Namun, kembali memanas pada Selasa malam, setelah terjadi bentrokan dua kelompok massa yang bertikai. Ratusan warga Mamburungan terpaksa memilih mengungsi ke markas Kompi C Batalion Infanteri 613 Raja Alam untuk menyelamatkan diri.
Dalam proses evakuasi warga diangkut menggunakan truk. Langkah ini diambil untuk menghindari korban jiwa. Sedangkan warga yang tak mengungsi memilih berada di dalam rumah daripada berada di luar rumah.
Bentrokan susulan sangat disayangkan karena sebelumnya kedua kelompok yang bertikai sudah berdamai disaksikan pemerintah, TNI, dan Polri. Mereka juga sepakat bahwa masalah yang terjadi merupakan persoalan individu, bukan kelompok, suku, dan agama.
Selain itu, kedua kelompok etnis juga sepakat masalah yang muncul diproses sesuai dengan aturan hukum berlaku. Mereka juga berusaha menghindari bentrokan terulang lagi dan membina komunitas etnis di wilayah masing-masing
Seperti diketahui, bentrokan dua kelompok etnis dipicu tewasnya Abdullah, tokoh salah satu etnis dalam perkelahian dua kelompok pemuda yang sama-sama mabuk minuman keras di Juwata, Tarakan Utara, Ahad malam.
Tak terima dengan kematian itu, warga etnis tersebut menyerang kelompok etnis lain dan membakar empat rumah. Peristiwa itu membuat Tarakan yang selama ini aman dan tentram menjadi mencekam
Situasi Kota Tarakan sebelumnya memang sempat kondusif. Namun, kembali memanas pada Selasa malam, setelah terjadi bentrokan dua kelompok massa yang bertikai. Ratusan warga Mamburungan terpaksa memilih mengungsi ke markas Kompi C Batalion Infanteri 613 Raja Alam untuk menyelamatkan diri.
Dalam proses evakuasi warga diangkut menggunakan truk. Langkah ini diambil untuk menghindari korban jiwa. Sedangkan warga yang tak mengungsi memilih berada di dalam rumah daripada berada di luar rumah.
Bentrokan susulan sangat disayangkan karena sebelumnya kedua kelompok yang bertikai sudah berdamai disaksikan pemerintah, TNI, dan Polri. Mereka juga sepakat bahwa masalah yang terjadi merupakan persoalan individu, bukan kelompok, suku, dan agama.
Selain itu, kedua kelompok etnis juga sepakat masalah yang muncul diproses sesuai dengan aturan hukum berlaku. Mereka juga berusaha menghindari bentrokan terulang lagi dan membina komunitas etnis di wilayah masing-masing
Seperti diketahui, bentrokan dua kelompok etnis dipicu tewasnya Abdullah, tokoh salah satu etnis dalam perkelahian dua kelompok pemuda yang sama-sama mabuk minuman keras di Juwata, Tarakan Utara, Ahad malam.
Tak terima dengan kematian itu, warga etnis tersebut menyerang kelompok etnis lain dan membakar empat rumah. Peristiwa itu membuat Tarakan yang selama ini aman dan tentram menjadi mencekam