Jendral Rekening Gendut Polri

Ini kesempatan terakhir bagi dua jenderal di Mabes Polri untuk meraih puncak kariernya, yaitu sebagai Kepala Polri. Jika tidak sekarang, maka hampir pasti mereka tak pernah menggapainya. Sebab, keduanya akan pensiun tiga tahun mendatang. Usia mereka cuma terpaut enam bulan. Komisaris Jenderal Nanan Sukarna kelahiran Purwakarta 30 Juli 1955, dan Komisaris Jenderal Imam Sudjarwo lahir di Kendal 5 November 1955.
Mereka berdua inilah yang paling menonjol disebut-sebut sebagai calon Kepala Polri untuk menggantikan Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Kepada wartawan, Staf Khusus Presiden Bidang Informasi, Heru Lelono, menyebutkan Presiden memang menerima dua nama mereka. Sedangkan Komisi Kepolisian Nasional menerima delapan nama jenderal yang akan dicalonkan.
Agaknya, Polri mengirimkan dua surat yang berlainan ke dua tempat. Satu untuk Kompolnas dengan delapan nama jenderal, satu lagi untuk Presiden dengan cuma mencantumkan dua nama. Tak ada yang mempersoalkan hal ini, sebab semuanya memang bergantung pada Presiden.

Dua calon kuat kandidat Kapolri, Komisaris Jenderal (Komjen) Pol. Nanan Sukarna (kiri) dan Komjen Pol. Imam Sudjarwo hadir dalam perayaan HUT ke-62 Polwan, di Jakarta, Rabu, 22 September 2010. [TEMPO/ Aditia Noviansyah]
Informasi dari Sekretariat Negara, Presiden hanya mengirimkan satu nama saja. Namun Sekretaris Kabinet Sudi Silalai mengatakan nama itu hanya ada pada presiden saja. Presiden nanti akan mengajukan satu nama saja ke DPR-RI, kata Ruhut Sitompul, anggota Komisi Hukum DPR-RI, kepada wartawan.
Lagi pula menurut Ketua Komisi Hukum DPR Benny K. Harman, anggota dewan tak memiliki hak memilih melainkan hanya setuju atau tidak setuju terhadap calon yang dikirim Presiden. Wakil Ketua Komisi Hukum Tjatur Sapto Edy, anggota dewan akan langsung menerima calon Kapolri yang diajukan. Kami yakin yang diajukan Presiden, adalah jenderal yang terbaik, kata Didi Syamsudin, anggota Komisi Hukum DPR.
Menurut Ruhut, nama calon Kepala Polri itu akan dikirim pada pekan ini. Informasi dari Mabes Polri juga menyebutkan sang calon Kepala Polri akan terang sebelum 5 Oktober 2010 ini. Alasannya, pada saat itu sudah dilantik Panglima Tentara Nasional Indonesia. Jadi ada dugaan, di awal Oktober ini akan jelas sudah siapa pengisi posisi beberapa pos penting seperti Kepala Polri, Panglima TNI, Ketua KPK, dan Jaksa Agung.
Hanya saja siapa di antara dua jenderal itu yang dikirim namanya Presiden ke DPR-RI. Yang jelas, dua jenderal ini memang sudah cocok untuk dijadikan Kepala Polri. Pangkat mereka sudah memadai, reputasi kepemimpinan mereka juga sudah memenuhi syarat. Dari segi angkatan, Nanan lebih senior. Dia jebolan Akademi Kepolisian angkatan 1978, sedangkan Imam lulusan 1980.
Keduanya juga sudah berpengalaman memimpin kewilayahan. Memang Nanan pernah memimpin kewilayahan yang bertipe A, yaitu Kepala Polda Sumatera Utara. Sedangkan Imam menjadi Kepala Polda Bangka Belitung yang masuk dalam kewilayahan tipe B. Namuan, perbedaan persayatan ini tak membedakan kesempatan mereka untuk menjadi calon Kepala Polri.
Di internal kepolisian tak mempersoalkan siapa yang akan ditunjuk oleh Presiden untuk memimpin Polri. Kondisi ini berbeda dengan di luar kantor institusi. Yang terjadi adalah munculnya beragam cerita yang isinya adalah sisi negatif dari dua jenderal ini. Ada yang menggulirkan cerita soal kekerabatan dengan keluarga Presiden, padahal cerita ini tak ada konfirmasi yang jelas.
Cerita yang lebih seru adalah yang menyebutkan bahwa sejumlah jenderal polisi berekening gendut merapat ke salah satu calon Kepala Polri ini, namun lagi-lagi tanpa fakta yang jelas. Masuk akal jika disebutkan bahwa si pemilik rekening gendut berusaha merapat ke salah satu calon, atau bahkan ke semua calon.
Semua cerita ini beredar berdasarkan bisik-bisik. Pembuktiannya baru bisa dilihat setelah Kepala Polri yang baru bertugas nantinya. Ciri-cirinya, jika memang bergandengan tangan dengan jenderal berekening gendut maka dia akan menempatkannya dalam posisi penting di Polri. Sejauh ini yang sudah jelas adalah Nanan dan Imam tak termasuk dalam daftar pemilik rekening gendut di Mabes Polri.
Aneka kabar itu juga yang kemudian menempatkan dua jenderal itu seolah-olah sedang berseberangan. Namun, ini sudah terjawab. Nanan dan Imam berjalan beriringan saat Hari Ulang Tahun Polwan yang ke 62 di Pasar Jumat, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Rabu 22 September 2010. Bahkan mereka sempat foto bersama di hadapan wartawan.
Soal siapa yang nanti akan menjadi Kepala Polri, dua jenderal menyerahkan pada kebijaksanaan Presiden untuk menentukannya. "Kita loyal pada Presiden dan tidak ada masalah buat kita berdua," kata Nanan. Imam mengangguk. Kendati keduanya adalah jenderal yang enak diajak bicara, namun kali ini mereka tak mau berbalas pantun mengomentari soal isu negatif yang berseliweran menerpa mereka.

Leave a Reply